All about my Life ^^

Selasa, 29 Mei 2012

Pengertian Linux

Linux adalah sistem operasi yang dikategorikan sebagai Unix-like OS (yang mirip dengan sistem operasi Unix). Sistem operasi pendatang baru (di dunia Unix) yang mulai naik pamornya pada akhir tahun 1990-an. Linux berkembang dengan sistem operasi Unik-like lainnya yang bersifat komersial seperti system V Release 4(SVR4) yang dikembangkan oleh AT&T, yang sekarang sudah diakuisi oleh Novell; BSD 4.4 dirilis oleh University of California at Barkeley (4.4BSD), Digital Unix dari Digital Equipment Corporation (sekarang Compaq); AIX dari IBM; HP-UX dari hawlet-packard, dan solaris dari sun mycrosystem.
Linux awalnya ditulis (dikembangkan) oleh Linus Torvalds pada tahun 1991 sebagai sistem operasi IBM PC-compatible berbasiskan prosesor intel 30386. Sampai sekarang, Linus sering terlibat dalam pengembangn Linux, mengusahakan agar tetap up-to-date dengan perkembangan dengan berbagai hardware terbaru dan mengkoordinasi aktivitas ratusan Pengembang Linux dari seluruh dunia. Beberapa tahun kemudian Para pengembang telah bekerja keras untuk menjadikan Linux bisa dijalankan di arsitektur komputer lain; Alpha, Sparc, Motoraola MC680, power PC dan IBM system/390.
Linux bukan merupakan sistem operasi komersial merupakan satu dari sekian banyak kelebihan/kekurangan yang menarik dari Linux; Source code (kode sumber) Linux dilisensikan di bawah GNU General Public Lisence (GPL), terbuka dan bebas untuk dipelajari oleh siapapin. Jika kita mendapatkan (source code)nya dari CD linux atau mendownload dari http://www.kernel.org/~ maka kita bisa mengeksplorasi secara keseluruhan sebuah sistem operasi yang modern.
Secara teknis, Linux merupakan sebuah kernel murni Unix-Like, walaupun bukanlah suatu sistem operasi Unix yang utuh, karena Linux tidak disertai aplikasi-aplikasi lain seperti utility file system, sistem windows dan desktop grafis,perintah-perintah administrasi sistem, editor teks, compiler dan lain-lain. Tetapi dengan adanya program-program yang tersedia bebas di bawah lisensi GPL, program-program tersebut bisa di-install ke dalam file system yang disupport oleh Linux. Karena alasan ini pula beberapa pihk menilai bahwa kata “Linux” saja belum cukup untuk bisa dikategorikan sebagai sebuah sistem operasi lengkap, haruslah disebut GNU/Linux.

Jumat, 18 Mei 2012

Makalah Bahasa Indonesia dan Berbagai Ragamnya



I.                  PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Pembuatan Makalah
Pada waktu-waktu terakhir ini makin dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa, selain ahli-ahli bahasa, semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam dirinya dalam bidang teori dan praktek bahasa. Mengingat pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi dan memperhatikan wujud bahasa itu sendiri, kita dapat membatasi pengertian bahasa yaitu sebagai alat komunikasi antara anggota-anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki bahasa resmi sendiri yakni bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan Ejaan maupun Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.
Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa. Dimana ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan , karena lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan mengobrol, puisi, pidato,ceramah,dll.




I.2. Rumusan Masalah
Untuk lebih mudah memahami makalah ini maka dirumuskan masalah sebagai  berikut :
1.  Apa pengertian bahasa dan juga bahasa Indonesia?
2.  Apa saja aspek-aspek yang menjelaskan bahwa Bahasa Indonesia itu adalah bahasa pengembang kepribadian?
3.  Apakah fungsi bahasa Indonesia itu?
4.  Apa pengertian ragam bahasa?
5.  Bahasa Indonesia memiliki berbagai ragam bahasa. Apa saja macam ragam bahasa Indonesia?


I.3. Tujuan dan Manfaat Pembuatan Makalah
I.3.1. Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
1.  Agar kita mengetahui sebenarnya apa pengertian dan pentingnya bahasa, khususnya bahasa Indonesia bagi rakyat Indonesia.
2.  Mudah mengetahui apa fungsi bahasa dalam kehidupan.
3.  Mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam bahasa serta macam-macam ragam bahasa.


I.3.2. Manfaat Pembuatan Makalah
Manfaat dari pada penyusunan makalah ini :
1.      Mahasiswa mengetahui pengertian, fungsi dan ragam bahasa dan bisa diterapkan dalam kehidupan sosial. Dan juga mengetahui apa saja penggunakan dan contoh-contoh ragam bahasa.
2.      Sebagai acuan bagi seluruh mahasiswa dalam memahami tentang bahasa Indonesia agar lebih mudah dalam proses pembelajaraan.



II.               PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Bahasa dan Bahasa Indonesia
II.1.1. Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbiter, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Bahasa merupakan simbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu. Sedangkan simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yaitu mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap panca indra.
Berarti bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan arti atau makan yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan barang atau hal yang  diwakilinya itu. Bunyi merupakan getaran yang merangsang alat pendengar yakni telinga, sedangkan arti adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan dari orang lain.
Arti yang terkandung dalam suatu rangkaian bunyi bersifat arbitrer atau manasuka. Arbitrer atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Makna sebuah kata tergantung dari konvensi (kesepakatan) masyarakat bahasa yang bersangkutan. Apakah seekor hewan dengan ciri-ciri tertentu dinamakan anjing, dog, hund, chien, atau canis itu tergantung dari kesepakatan anggota masyarakat bahasa itu masing-masing.
Dalam sejarah bahasa pernah diperdebatkan apakah ada hubungan yang wajar antara kata dengan barangnya. Satu kelompok mengatakan ada, untuk itu diusahakan bermacam-macam keterangan mengenai timbulnya kata-kata dalam bahasa. Etimologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan dan perkembangan bentuk kata yang merupakan hasil dari kelompok ini. Namun etimologi yang mula-mula timbul untuk mendukung pendapat itu terlalu dibuat-buat sehingga sulit diterima. Usaha lain yang mempertahankan pendapat itu adalah apa yang dikenal dengan onomatope (kata peniru bunyi).
Namun hal ini pun sangat terbatas. Terakhir dikemukakan bahwa tiap bunyi sebenarnya mengandung nilai-nilai tertentu, misalnya vokal a, u, o, menyatakan sesuatu yang tinggi, kecil dan tajam. Demikian pula konsonan-konsonan melambangkan bunyi-bunyi tertentu. Dalam beberapa hal barangkali dapat ditunjuk contoh-contoh yang mungkin menyakinkan. Tetapi terlalu banyak hal yang akan menentang contoh-contoh tadi. Dengan demikian pendapat lain lebih dapat diterima antara kata dan barang tidak terdapat suatu hubungan. Hubungan itu bersifat arbitrer, sesuai dengan konvensi masyarakat bahasa yang bersangkutan.

II.1.2 Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja. Sebagai bahasa resmi atau bahasa negara Republik Indonesia dan juga  bahasa pemersatu bangsa, bahasa Indonesia memiliki beberapa alasan yang kuat untuk itu. Hal ini akan dibahas pada sub bahasan selanjutnya.

II.2. Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Resmi Indonesia dan Pemersatu Bangsa
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengembang kepribadian, ini merupakan alasan mengapa bahasa Indonesia disebut bahasa resmi Indonesia dan bahasa pemersatu bangsa.

II.2.1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa Pemersatu
            Sebutan di atas karena adanya peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang menyatakan bahwa “Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air satu – tanah air Indonesia, kami putra dan pitri Indonesia berbangsa satu – bangsa Indonesia, kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa Persatuan – bahasa Indonesia”. Sumpah ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia memiliki fungsi yang luar biasa dalam mengembangkan kepribadian bangsa.
Hal ini menegaskan bahwa setiap warga negara Indonesia senantiasa berkepribadian, berprilaku dan berbudi bahasa khas Indonesia. Implementasi hal di atas sangat terlihat pada jaman sebelum kemerdekaan dahulu, bahasa Indonesia dapat menyatukan seluruh rakyat Indonesia yang awalnya masih bersifat kedaerahan menjadi memiliki semangat nasionalisme yang tinggi untuk membela negara dan memperjuangkan kemerdekaan dari tangan penjajah.


II.2.2. Bahasa Indonesia  sebagai Bahasa Negara
            Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara sangat berhubungan erat dengan bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa. Hal ini karena sama-sama menjadi tolak ukur bahasa mengembangkan kepribadian bangsa. Oleh karena itu, bahasa Indonesia dikukuhkan dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 36 yang menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Selain itu bahsa Indonesia juga dikukuhkan sebagai bahasa nasional negara Indonesia, yaitu sebagai satu-satunya bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dalam skala nasional, kedinasan dan kegiatan nasional dalam lembaga pemerintah dan nonpemerintah.


II.3. Fungsi Bahasa Indonesia
Ternyata bahasa pada umumnya dan bahasa Indonesia pada khususnya memiliki banyak fungsi, hal itu berkaitan dengan hal-hal yang bagaimana seseorang menggunakan dan memanfaatkan bahasa itu sendiri. Pada Fungsi-fungsi itu antara lain:
1.      Bahasa sebagai sarana memahami diri
Dalam membangun karakter seseorang harus dapat memahami dan mengidentifikasi kondisi dirinya terlebih dahulu. Ia harus dapat menyebutkan potensi dirinya, kelemahannya, kekuatannya, bakat, kecerdasannya, kemampuan intelektualnya, kemauannya, temperamennya dan sebagainya. Pemahaman ini mencakup kemampuan fisik, emosi, intelegensi, kecerdasan, psikis, karakternya, psikososial dan lain-lain.
2.      Bahasa sebagai sarana memahami orang lain
Dengan pemahaman terhadap seseorang, pemakai bahasa dapat mengenali berbagai hal mencakup kondisi pribadinya, antara lain, potensi biologis, intelektual, emosional, kecerdasan, karakter, paradigma yang melandasi pemikirannya, tipologi dasar tempramennya (sanguines, melankolis, kholeris, flagmatis), bakatnya, kemampuan kreativitasnya, inovasinya dan lain-lain.
3.      Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar
Tidak hanya saran memahami diri sendiri dan orang lain, bahasa juga digunakan sebagai saran mengamati lingkunagn sekitar, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alamnya. Keberhasilan seseorang menggunakan kecerdasannya ditentukan oleh kemampuannya memanfaatkan situasi lingkungannya sehingga memperoleh berbagai kreativitas baru yang dapat memberikan berbagai keuntungan bagi dirinya dan masyarakatnya. Untuk mencapainya, seseorang harus mengamati secara cermat dengan sasaran dan target yang jelas sehingga dapat mengukur tingkat keberhasilannya.
4.      Bahasa sebagai sarana berfikir logis
Untuk mengembangkan profesi, keahlian akademis dan kemampuan intelektual seseorang harus mampu berfikir logis. Kemampuan berfikir logis memungkinkan seseorang dapat berfikir induktif, deduktif, sebab-akibat atau kronologis sehingga dapat menyusun konsep atau pemikiran secara jelas, utuh, runtut dan konseptual. Melalui konsep ini, seseorang dapat menentukan tindakan tepat yang harus dilakukan.
5.      Bahasa membangun kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan memanfaatkan potensi, pengalaman, pengetahuan dan situasi. Kecerdasan berbahasa terkait dengan kemampuan menggunakan sistem dan fungsi bahasa dalam mengolah kata, kalimat, paragraf, wacana argumentasi, narasi dan lain-lain.
6.      Bahasa mengembangkan kecerdasan ganda
Selain kecerdasan berbahasa, seseorng dimungkinkan memiliki beberapa kecerdasan sekaligus. Selain memiliki kecerdasan berbahasa seseorang dimungkinkan memiliki kecesadasan bahasa, orang yang tekum dan mendalami bidang studinya secara serius dimungkinkan memiliki kecerdasan yang produktif. In berarti, bahwa orang itu memiliki kecerdasan ganda.
7.      Bahasa membangun karakter
Kecerdasan merupakan bagian dari karakter manusia. Kecerdasan berbahasa memungkinkan seseorang dapat mengembangkan karakternya menjadi lebih baik. Karena dengan adanya hal ini seseorang lebih dapat memahami orang lain, misalnya menyatakan rasa simpatik dan lain sebagainya.
8.      Bahasa mengembangkan profesi
Profesi seseorang tidak akan berkembang jika tanpa menunjukkan kemampuannya pada orang lain. Proses pengembangan profesi diawali dengan pembe;ajaran kemudian dilanjutkan dengan pengembangan diri (kecerdasan) yang tidak diperoleh selama proses belajar., tetapi berakumulasi dengan pengalaman barunya. Oleh karena itu, seorang yang profesional membutuhkan ketajaman, kecermatan dan keefektifan dalam berbahasa Indonesia sehingga mampu menciptakan kreativitas baru dalam profesinya.
9.      Bahasa sarana menciptakan kreativitas baru
Bahasa sebagai sarana berekspresi dan berkomunikasi berkembang menjadi sarana berfikir logis yang memungkinkan pemakainya untuk mengembangkan segala potensinya. Perkembangan itu sejalan dengan potensi akademik yang dikembangkan melalui pendidikan yang kemudian berkembang  menjadi bakat intelektual. Bakat alam dan bakat intelektual ini dapatberkembang secara sinergi untuk menghasilkan kreativitas baru.

II.4. Ragam Bahasa
II.4.1. Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.

II.4.2. Macam-macam Ragam Bahasa
Ada banyak ragam bahasa yang terdapat dalam bahasa Indonesia, dalam makalah ini akan kami jelaskan satu-persatu.
1.      Ragam bahasa berdasarkan media
Berdasarkan media yang digunakan ragam bahasa dibedakan menjadi:
a)      Ragam bahasa lisan yang meliputi, berpidato, berdiskusi dan bertelepon. Ragam bahasa ini ditandai dengan penggunaan lafal atau pengucapan, intonasi(lagu kalimat), kosakata, penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata dan penyusunan kalimat. Ragam bahasa lisan dibagi atas:
·         Ragam bahasa lisan baku sejalan dengan ragam bahasa tulis baku
·         Ragam bahasa lisan tidak baku (bahasa pergaulan)

Contoh:

Ragam Bahasa Lisan

Ragam bahasa lisan baku (bercetak miring) lazim digunakan dalam bahasa lisan:
asas (azas atau asas)
andal (handal atau andal)
imbauan (himbauan atau imbauan)
teknik (tekhnik, tehnik, atau teknik)
dan lain-lain.
Pelafalan singkatan :
AC (ace/ase)
BBC (bebece/bibisi)
B.Sc. (beesce/biessi)
TBC (tebece/tebese)
TV (teve/tivi)
WC (wece/wese)
dan lain-lain.
Ragam bahasa lisan tidak baku:
·         kosakata lebih menekankan pilihan kata yang tidak baku, contoh: Bini Pak Camatbina ibu-ibu bikin kerajinan dari bambu.
·         bentuk kata bahasa lisan cendrung tidak menggunakan imbuhan (awalan, akhiran), contoh: Masita sedang tulis skripsi
·         kalimat cenderung tanpa unsur yang lengkap (tanpa subjek, predikat atau objek), contoh : Di Jakarta memiliki Pusat Bahasa

b)      Ragam bahasa tulis ditandai dengan keermatan menggunakan ejaan dan tanda baca(yang secara tepat dapat melambangkan intonasi), kosakata, penggunaaan tata bahasa dalam pembentukan kata, penyusunan kalimat, paragraf dan wacana.

Contoh :

                        Ragam Bahasa Tulis
Kosakata
Contoh: Istri Pak Camat membina ibu-ibu memproduksi kerajinan tangan dari bambu.
Bentuk kata
Contoh: Arjuna sedang  menulus skripsi.
Kalimat
Contoh:  Jakarta memiliki Pusat Bahasa

2.      Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu
 Berdasarkan waktu terdapat ragam bahasa lama dan ragam bahasa baru(modern). Ragam bahasa lama lazim digunakan dalam enulisan naskah-naskah lama(kuno). Ragam ini perlu dipahami oleh setiap orang yang bermaksud mengkaji peristiwa-peristiwa masaa lalu. Misalnya, pemakaian kosakata kolonialisme, feudal, bobot dan lain-lain. Rgama bahasa baru (modern) ditandai dengan penggunakan kata-kata baru, Ejaan Yng Disempurnakan (EYD) dan mengekspresikan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, misalnya internet, jaringan dan seluler.

3.      Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi
Ragam bahasa berdasarkan pesan komunikasi dibagi atas 2, yaitu:
a.       Ragam bahasa ilmiah, adalah sarana verbal yang efektif, efesien, baik dan benar. Ragam ini lazim digunakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran ilmiah, misalnya dalam penulisan:
·         proposal keiatan ilmiah,
·         laporan kegiatan yang berbentuk surat, artikel atau makalah,
·         karya tulis ilmiah contohnya, skripsi tesis dan lain-lain,
Ciri-ciri bahasa ilmiah:
a)      struktur kalimat jelas dan bermakna lugas,
b)      struktur wacana bersifat formal,
c)      singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap,
d)     cermat dalam menggunakan unsur baku istilah/kata, ejaan, bentuk kata, kalimat, paragraf dan wacana,
e)      cermat dan konsisten menggunkan penalaran dari penentu topik, pendahuluan, deskripsi teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis sampai dengan kesimpulan dan saran,
f)       menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu tertentu,
g)      objektif dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum,
h)      konsistem dalam pembahasan topik, pengendalian variabel, permasalahan dan lain sebagainya.
Contoh:
Keputusan strategi mempunyai implikasi yang kompleks bagi kegiatan bisnis. Keputusan pembauran pelanggan dengan strategi memenangkan pesaingan akan mempengaruhi keseluruhan unit kerja usaha atau divisi usaha yang lain.

b.      Ragam bahasa pidato, dipengaruhi oleh:
·         tujuan (menghibur, memberitahu, mengajak/meminta)
·         situasi (resmi, setengah resmi, ataun tidak resmi)
·         pendekatan isi pidato (pendekatan akademis/intelektual, pendekatan moral dan pendekatan sosial). Pidato resmi menyajikan materi yang bersifat mulia dan kebenarannya bersifat universal.
Ragam bahasa pidato dibagi lagi atas:
o   ragam bahasa pidato ilmiah terdiri dari beberapa jenis antara lain, presentasi makalah ilmiah, presentasi skripsi, presentasi tesis dan lain sebagainya.
o   ragam bahasa pidato resmi yaitu ersmi karena situasinya (pidato kenegaraan), resmi karena kemuliaan isi dan situuasinya (khotbah agama dalam gedung ibadah), resmi karena informasi dan kekhidmatan situasi penyampaian dalam suatu upacara (pidatoo akad nikah atau perkawinan) danresmi karena isi atau materi mengandung kebenaran universal dan disampaikan untuk mewakili suatu negara.

c.       Ragam bahasa tulis resmi, ditandai oleh:
·         penyajian materi/pesan yang berifat mulia dan kebenaran yang bersifat universal,
·         penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara eksplisit dan konsisten,
·         penggunaan bentuk lengkap, entuk yang tidak singkat,
·         penggunaan imbuhan secara eksplisit dan konsisten,
·         penggunaan kata ganti resmi dan mengindari kata ganti tidak resmi,
·         penggunaan pola frase yang baku,
·         penggunaan ejaan yang baku pada bahasa tulis, dan lafal yang baku pada bahasa lisan,
·         dan tidak menggunakan unsur tidak baku misalnya unsur kedaerahan atau asing.

d.      Ragam bahasa sastra, ragam ini mengutamakan unsur-unsur keindahan seni, penulis cenderung menekankan gaya pengungkapan simbolik dengan memadukan unsur intrinsik dan ekstrinsik, misalnya roman, novel, cerpen dan lain-lain.

e.       Ragam bahasa berita, lazimnya digunakan dalam pemberitaan pada media elektronik (televisii dan radio), media cetak (majalah, surrat kabar) dan jurnal. Bahasa berita menyajikan fakta secara utuh dan objektif. Untuk menjaga keobjektifan berita, penyaji harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:

·         tidak menambah atau mengurangi fakta yang disajikan,
·         tidak mengubah fakta berdasarkan pendapat penyaji,
·         tidak penambah tanggapan pribadi,
·         tidak memihak kepada siapa pun dan
·         tidak menggunakan perasaan suka atau tidak suka.




III.           PENUTUP

III.1. Kesimpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang menjadi tolak ukur identitas bangsa Indonesia sekarang ini. Banyak rakyat Indonesia yang tidak mengerti bahkan tidak peduli dengan kaidah bahasa Indonesia, banyak diantara mereka malah tidak menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar sehari-hari mereka baik di lembaga pendidikan, hingga diruang publik sekalipun. Alasan mereka bahwa bahasa Indonesia bukanlah bahasa Internasional yang digunakan secara universal di seluruh dunia.
Sudah seharusnya kita sebagai rakyat Indonesia bangga akan adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan nasional. Banyak kebudayaan di Indonesia menjadi kebanggaan dan yang dipuji-puji di dunia Internasional. Mengapa bahasa Indonesia tidak kita jadikan sebagai salah satu sebab Indonesia terkenal di dunia mancanegara.

III.2. Saran
          Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan bagi mahasiswa dan pihak lain dalam proses memahami lebih dalam mengenai kaidah-kaidah bahasa Indonesia, yang terpenting adalah tentang betapa pentingnya bahasa bagi suatu negara.
            Dan juga semoga tidak hanya berhenti sampai disini saja perjuangan kita dalam membudayakan berbahasa, khususnya bahasa Indonesia secara benar.